Bisa Dipercaya
BISA DIPERCAYA
Matius 25 : 21
Maka kata tuannya itu kepadanya:
Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah
setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam
perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Cemong adalah
seorang pekerja di sebuah kebun mangga milik seorang kaya raya yang biasa
dipanggil dengan sebutan Pak Boss. Cemong dan
temannya si Bardi dipercaya sebagai pengurus dua kebun mangga Pak Boss. Semua
yang dibutuhkan Bardi dan Cemong untuk mengurus kebun tinggal minta ke Pak
Boss, pasti langsung diberi.
Suatu hari Pak
Boss hendak ke luar kota
untuk waktu yang cukup lama, Pak Boss tidak tahu kapan akan pulang. Pak Boss
meminta mereka berdua mengurus kedua kebun mangga itu dengan baik. Mereka boleh
menjual hasil panen jika musim mangga telah tiba. Cemong dan
Bardi menyetujui permintaan tuannya. Masing-masing mengurus sebuah kebun yang
dekat dengan tempat tinggal mereka.
Tiap pagi
Cemong menyiram pohon-pohon mangga di kebun tuannya itu, ia juga membeli
buku-buku tentang berkebun mangga supaya hasil panennya banyak dan buahnya
manis. Sementara si
Bardi, menggerutu dalam hati,” Enak ya jadi Boss, tinggal perintah-perintah
saja. Tidak merasakan repotnya mengurus kebun. Harus bangun pagi, menyiram,
membersihkan daun-daun yang berjatuhan. Aku jadi tidak punya waktu untuk
bersantai-santai.” Bardi mengurus kebun dengan berat hati.
Bulan berganti
bulan; tahun berganti tahun; Cemong dan Bardi belum juga mendengar kabar
tentang tuannya. Lalu datanglah seorang laki-laki yang mengaku sebagai orang
suruhan Pak Boss mendatangi mereka berdua.
“ Kenalkan Pak
Cemong, Pak Bardi, saya Duta. “ Kata Pak Duta memperkenalkan diri kepada Cemong
dan Bardi.
“ Oh ya Pak
Duta, apakah ada yang bisa kami bantu?” Tanya Cemong dengan sopan.
“ Ah….sudahlah
tidak perlu berbasa-basi. Katakan saja, ada kabar apa dari Pak Boss? Kami sudah
lama mengurus kebun dan sampai saat ini tidak pernah diberi upah.” Kata Bardi
dengan marah.
“ Bardi,
bukannya setiap panen kita menjual dan menikmati hasil panen kebun Pak Boss.
Apakah itu tidak lebih dari cukup untuk mengganti gaji kita?” Tanya Cemong
kepada Bardi.
“ Kau sih enak
Cemong, Pak Bosss memberikan kebun yang subur sehingga hasil panen kebunmu
lebih banyak daripada kebun yang aku urus.” Balas Bardi
“
Sudah-sudah, jangan bertengkar!” sahut
Pak Duta. “ Sebenarnya kebun kalian berdua sama-sama subur jika diurus dengan
baik. Tapi supaya adil Pak Boss berpesan kepada saya untuk meminta kalian
bertukar kebun. Kemudian Pak Boss memberi tambahan tugas untuk Cemong yaitu
membersihkan rumah Pak Boss. Rumah itu sudah lama tidak dibersihkan, jadi
mungkin sangat kotor.” Tambah Pak Duta.
“ Hahaha……sukurin!!!”
teriak Bardi kepada Cemong. “ Mengurus kebun saja sudah melelahkan, apalagi
ditambah membersihkan rumah sebesar itu.” Kata Bardi lagi.
“ Tidak
apa-apa, saya menerima tugas yang diberikan Pak Boss dengan senang hati.” Jawab
Cemong dengan tersenyum.
Pak Dutapun
pergi meninggalkan mereka berdua. Bardi sangat senang karena mendapat kebun
yang subur dan menghasilkan buah mangga yang banyak. Dan ia mengejek Cemong
karena tugas Cemong tambah banyak, sementara Pak Boss belum jelas kapan akan
pulang.
Sementara
Cemong dengan bersemangat mulai mengerjakan tugas barunya, dan mengurus kebun
yang sebelumnya diurus oleh Bardi. Dilihatnya rumah Pak Boss memang sangat
kotor dan berdebu karena sudah sangat lama ditinggal. Kemudian dilihatnya juga
kebun mangga yang dulu diurus Bardi, “Wah pantas saja hasil panennya tidak
banyak. Ini bukan karena tanahnya tidak subur, tapi karena jarang disiram dan
diberi pupuk sehingga pohon mangganya kurus-kurus. Dan banyak ulat di
sana-sini.” Pikir Cemong dalam hati.
Waktupun terus
berlalu, Bardi mengurus satu kebun mangga, sedangkan Cemong mengurus kebun
mangga dan membersihkan rumah Pak Boss. Tapi anehnya, meski sudah bertukar
kebun, tetap saja hasil panen mangga Cemong lebih banyak, buahnya lebih besar
dan manis.
Hingga suatu
hari yang tidak diduga oleh Bardi dan Cemong, Pak Boss pulang. Ia sangat senang
karena rumahnya terurus dengan baik. Kemudian ia memanggil Cemong dan Bardi ke
rumah untuk menanyakan keadaan kebun mangganya.
“Bardi,
bagaimana kebun mangga yang aku percayakan kepadamu?” tanya Pak Boss
“
Ehmmm…..bagaimana saya bisa merawat kebun mangga itu dengan baik, jika Pak Boss
tidak pernah membayar gaji saya? Lagi pula Pak Boss tidak meninggalkan uang
untuk membeli pupuk dan obat pembasmi hama.
Jadi panen saya tidak sebanyak dulu sebelum ditinggalkan Pak Boss.” Jawab Bardi
“ Oh….jadi
begitu. Baiklah saya minta maaf. Saya akan membayar semua gaji yang belum saya
bayar selama saya pergi sebanyak 2 kali lipat. Tapi saya mau kamu mengembalikan
semua hasil panen yang sudah dihasilkan kebun mangga yang sudah kamu urus.”
Kata Pak Boss.
“ Bagaimana
denganmu Cemong?” Tanya Pak Boss kepada Cemong
“ Pak Boss
silakan lihat sendiri hasilnya, saya sudah berusaha keras dengan sekuat tenaga
saya untuk mengerjakan semua tugas dari Pak Boss. Tapi saya minta maaf, karena
beberapa kali panen mangga, uangnya saya pakai untuk memenuhi kebutuhan
keluarga saya. Saya akan ganti nanti dengan gaji saya. “ jawab Cemong dengan
ketakutan.
“ Baiklah
Cemong, karena kamu telah memakai uang hasil panen itu maka saya tidak akan
membayar gajimu selama saya pergi. Sebab rumah, kebun mangga yang sudah kamu
urus, dan kebun mangga yang diurus Bardi sekarang menjadi milikmu. Jadi buat
apa saya memberimu gaji jika kamu adalah pemiliknya?” Kata Pak Boss. Cemong
bengong tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia sekarang bukan seorang
pekerja tapi pemilik kebun mangga dan rumah besar. Ia sekarang menjadi orang
kaya. Sementara Bardi menyesal karena tidak mengurus kebun dengan baik.
Menjadi orang
yang bisa dipercaya memang tidak mudah, kadang kita harus bekerja lebih keras
dari yang lain. Kadang kita harus menahan keinginan kita demi melaksanakan
tugas yang dipercayakan kepada kita. Namun ketika kita menjadi orang yang dapat
dipercaya, maka orang lain tidak akan ragu-ragu memberikan apapun yang terbaik
untuk kita.
Adik-adik yang
dikasihi Tuhan, menjadi orang yang dapat dipercaya dapat kita lakukan dengan
melakukan hal-hal yang sederhana. Misalnya: kerjakan tugas yang diberikan oleh
orang tua dan guru dengan sebaik-baiknya, selalu berkata jujur, merawat
barang-barang yang diberikan atau ditipkan kepada kita dengan baik, dan
lain-lain.
Jika kita
setia dalam perkara-perkara sederhana, maka Tuhan akan mempercayakan sesuatu
yang luar biasa kepada kita.
bdhstt/081011/RA
Shallom... boleh pendekkan sedikit ceritanya? Terlalu panjang, buat anak² kurang motivasi untuk menghabiskan pembacaan.
BalasHapus