Bangau Yang Tidak Jujur

Di sebuah danau yang berair jernih hiduplah binatang-binatang yang cantik-cantik. Mereka ini adalah Ikan Mas, Ikan Lele, Ikan Mujair dan beberapa jenis ikan lain. Selain itu di danau itu juga tinggal beberapa jenis binatang lain seperti Katak, Kepiting, dan Bangau.

Bangau sekarang sudah tua, ia tidak lagi gesit seperti waktu masih muda. Tangkapan ikannya sekarang sering tidak kena. Matanya juga sudah mulai rabun. Sudah beberapa hari ini ia hanya mendapatkan satu ekor ikan, itupun ikan yang sudah tua juga, sehingga dagingnya sudah agak alot. Bangaupun berfikir bagaimana caranya supaya ia dapat makan enak dengan mudah.

Akhirnya si Bangau mendapatkan ide. Ketika ia bertemu dengan Katak, ia bercerita bahwa di danau ini akan terjadi bencana kekeringan yang dasyat, dan danau akan segera kering. Katak sangat kaget mendengar cerita Bangau. Jika danau nanti kering, di mana ia akan meletakkan telur-telurnya nanti? Dan bagaimana nasib teman-temannya yaitu kepiting dan para ikan? Katak merasa bahwa ini berita penting, ia harus memberitahukan berita ini kepada teman-temannya.

Katak segera memanggil para ikan dan kepiting. “Teman-teman, ada berita penting yang harus segera kalian ketahui.”

Ada apa katak, ceritakanlah segera pada kami!” Kata salah satu ikan penasaran.

“ Kata bangau, sebentar lagi di danau ini akan terjadi kekeringan yang dasyat. Danau ini akan kering, tak ada air lagi.” Ucap Katak dengan nada sedih. Ikan-ikan mulai khawatir mendengar berita dari katak tersebut.

“Oh…tidak, bagaimana kalau itu terjadi? Pasti kita semua akan mati.” Kata ikan Mas sambil berputar-putar mengelilingi daun teratai tempat katak duduk.

Ketika mereka sedang sibuk dengan kekhawatirannya masing-masing, munculah si Bangau di dekat kolam. “Heii…ada acara apa ini teman-teman? Kok kelihatannya serius sekali?” Tanya Bangau pura-pura tidak tahu. Kepiting menceritakan apa yang dikatakan Katak kepada Bangau. “Iya, memang benar-teman-teman. Sebentar lagi akan terjadi kekeringan di danau ini.” Jawab Bangau dengan meyakinkan.

“Oh…kami semua akan mati.” Ucap ikan lele sedih.

Bangau tersenyum puas melihat ketakutan para penghuni danau,” Tenang saja teman-teman, aku sudah menemukan cara untuk menyelamatkan kalian dari kekeringan.”

Wajah-ikan-ikan itu langsung berubah penuh harapan. “Katakan Bangau, apa yang bisa dilakukan agar kami selamat dari bencana itu!”

“Tenang-tenang! Aku melihat ada danau yang lebih indah dan lebih luas di luar hutan sana. Kalian bisa berpindah ke sana, karena ku dengar di sana tidak akan terjadi kekeringan.”

“Tapi bagaimana caranya kami ke sana?” Tanya salah satu ikan.

“Kalau kalian mau, aku bisa membantu memindahkan kalian dari danau ini ke danau itu.” Kata Bangau berlagak menawarkan bantuan. Para ikanpun setuju untuk dipindahkan Bangau ke danau yang baru itu.

Bangaupun mulai membawa ikan-ikan itu satu persatu. Kepiting yang juga khawatir meminta bangau membawanya juga. Awalnya bangau merasa enggan, tetapi karena takut ketahuan kebohongannya, Bangaupun akhirnya membawa Kepiting juga. “baiklah, tapi aku tidak mau membawamu dengan paruhku. Kau pegang saja leherku supaya aku bias membawamu.” Kata Bangau. Bangau berfikir kulit kepiting pasti keras sehingga ia tak mau membawanya dengan paruhnya.

Ketika tiba di tengah perjalanan, kepiting melihat ke bawah. Dilihat oleh kepiting banyak sekali berserakan duri-duri ikan di bawah. Kepiting tahu sekarang bahwa Bangau membohongi seluruh penghuni danau. Ikan-ikan itu tidak dipindahkan ke danau lain, melainkan dimakan oleh Bangau.

“Hei Bangau jahat!apa yang telah kau lakukan pada teman-temanku?” Teriak Kepiting dengan geram.

“Hahahaha…mereka sudah aku pindahkan ke tempat yang lebih baik, yaitu dalam perutku.” Jawab Bangau dengan senang.

“Kau pembohong! Kembalikan teman-temanku!” Perintah Kepiting lagi.

“Terlambat….mereka sudah aku makan. Kau akan ku jatuhkan dari sini, karena kamu sudah tidak berguna lagi.” Kata bangau sambil mengibas-ibaskan lehernya supaya kepiting jatuh. Tetapi cengkeraman Kepiting semakin kuat dan terus menguat sampai leher Bangau terasa tercekik. Bangaupun tidak dapat bernafas, akhirya jatuh dan mati.

Komentar

  1. renungan yang bagus. saya banyak terinspirasi dengan renungan-renungan yang ada disini.
    makasih ya mba'

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer